Thursday, July 9, 2020

RUMAH 

1998

1 2 3 4 5. Lima orang. Dua dewasa. Tiga anak kecil. Jadi apa aku nanti dengan tiga anak ini. Pasti berisik seperti rumah tetangga. Huft.. baiklah.

"Mama... mba tuh"
"Mba... Ngalah sama adek"
"Aku mulu yang ngalah!"

BRUK. Pintu kamar dibanting.

Berrr... nyeri😫. Mereka bertengkar lagi. Kali ini mereka rebutan remot tv. Kemarin - kemarin mereka rebutan lampu kamar tidur. Yang satu mau lampunya mati. Yang satu lagi maunya lampu tetap menyala.

Cubit. Saling jambak. Saling lempar barang. Tangisan dimana - mana. Pusing sekali😤.

Bahkan kadang mereka berkubu meminta si adik bungsu untuk memihak salah satu dari mereka atau nanti tidak dikasih pinjam mainan 😗. Malangnya si bungsu. Memilih kakak ke satu di musuhi kakak kedua, begitupun sebaliknya😌.

Tapi dalam sekejap bisa saja mereka tertawa bersama - sama kembali. Atau ketiganya pernah pula di hukum semua oleh ibunya. Huft... Anak - anak 😇

2000

2001

2002

2003

2004

Waktu berlalu dengan cepat. Kakak pertama memulai tahun pertamanya di sekolah menengah atas. Masa remaja. Ya dia mulai sibuk dengan teman - temannya. Bahkan sabtu minggupun tidak dirumah. Ikut berbagai macam ekskul. Atau sekedar main ke rumah teman. 

Kakak keduapun memulai sekolah menengah pertamanya. Sama sibuknya. 

Si bungsu yang masih sekolah dasar masih lebih sering dirumah. Main - main disekitar rumah bersama teman tetangga 🙂.

Damai. Tenang. Keributan - keributan terdahulu sudah tertinggal. Mereka tumbuh menjadi remaja. Ya meskipun sudah tidak saling cubit. Berantemnya mereka saat ini lebih ke cemooh atau ejekan.

2007

2008

2009

2010

Kakak pertama sedang menempuh studi tahun ke tiga di salah satu perguruan swasta. Kakak kedua baru akan masuk tahun pertama di universitas. Dan dia memutuskan untuk meninggalkan rumah, mencari tempat tinggal yang lebih dekat dengan universitasnya. 

Senang. Karena pasti akan lebih damai dan tentram 😌.

2012

2013

2014

2015

Tahun - tahun berlalu dengan cepat. Sampai lulus kuliah dan bekerja kakak pertama tetap tinggal dirumah. Kakak kedua selepas bekerja tetap memilih tinggal di tempat yang lebih strategis dengan alasan hemat waktu dan tenaga. Si bungsu'pun saat ini sedang menempuh perguruan tinggi dan masih menemani dirumah.

Tahun ini spesial. Karena kakak pertama menikah. Dan dia akan tinggal bersama suaminya. 

Tahun berikutnya menyusul kakak kedua menikah dan ditinggal bersama suami. Meskipun ada si bungsu, dia sibuk dengan dunianya dan lebih banyak diluar. Rumah hanya sebagai tempat singgah untuk tidur☹️.

Kamar - kamar mulai kosong ☹️. Tinggal si bungsu dan kedua orangtuanya. Mulanya aku senang. Damai. Tapi hampa. Sepertinya aku merindukan tawa tangis dan ejekan mereka🥺.

Aku'pun sudah mulai rapuh. Gentengku mulai bergeser. Cat'ku mulai memudar. Dan terkadang di pojok - pojok ruangan mulai ada sarang laba - laba. Lupa dibersihkan, karena si empunya'pun sudah mulai berumur. Yang mulai terbatas geraknya untuk membersihkanku. Rasanya sudah lama sekali kalian tidak berkunjung. Ya. Aku tahu. Virus ini masih menghantui. Meskipun aku hanya diam. Aku tahu itu. Karena disetiap doa - doa orangtua kalian, mereka meminta disehatkan dan dilindungi seluruh keluarganya dari pandemi ini. Terimakasih untuk kisah - kisah kalian selama ini. Terimakasih untuk semua cerita.

Semoga aku bisa menjadi rumah yang dirindukan. Berkumpul. Bersama. Tertawa. Bahagia. Terimakasih telah merawatku.

Dari "Rumah".

#OWOW
#oneweekonewriting
#ibuprofesionalDepok
#rumbelmenulis
#makdepokGEULIS
#IPDepok